jam digital

Sabtu, 07 Januari 2012

Kekerasan yg Dilakukan oleh Sipil Bersenjata di Nigeria Masih Berlangsung

Yah, kekerasan yang di lakukan oleh sipil bersenjata di Nigeria masih berlangsung
Peta Nigeria
(sumber dari maps.google.co.id)
Nigeria atau tepatnya Republik Federal Nigeria, negara yang berada di Benua Afrika, bagian barat ini, dalam beberapa bulan ini memberi kabar yang tak menyenangkan bagi masyarakat dunia. Lewat Situs VOAIndonesia.com, kabar dari negara yang merdeka dari Britania Raya pada 1 oktober 1960 ini, secara tersirat menyajikan bagi kabar tentang kekerasan. 

Kematian warga Sipil yang terus berlangjut ini, menjadikan saya dan juga warga dunia bertanya-tanya : 
  • Apakah kekerasan memang tak akan pernah berhenti di dunia ini ?
  • Apalagi ketika suara himbauan dari pemimpin negara lain, PBB, bahkan pemimpin keagamaan semisal Paus Benediktus tak lagi di gubris ? atau kah 
  • Mungkin himbauan ini belum sampai karena jalur media luar negri pun turut di blokkir ?



Dalam berita terbaru dari laman voaindonesia.com tertanggal jumat, 6 januari 2012, dengan judul:
Kawanan Bersenjata Bunuh 17 Orang di Nigeria Timur Laut (beritanya klik disini), serangan hari Jumat, yang merupakan insiden mematikan terbaru itu terjadi di distrik Mubi, negara bagian Adamawa, dekat perbatasan dengan Kamerun.

Dalam berita Voaindonesia.com ini, di lansir bahwa juru bicara sekte Islamis radikal Boko Haram mengaku bertangung jawab dalam serangan pada jumat itu, juga bertanggung jawab dalam serangan pada Natal (desember 2011) yang menewaskan sekitar 40 orang (berita klik di sini ). 

Paus Benediktus sendiri berbicara dari jendela apartemennya yang menghadap lapangan Santo Petrus, Vatican hari Senin, 26 Desember 2011 mengecam pengeboman yang menewaskan puluhan orang itu.
Paus Benediktus mengatakan sangat sedih mendengar serangan-serangan itu , yang terjadi tahun ini pada hari lahir Yesus dan menyebabkan kedukaan yang menyakitkan pada beberapa gereja Nigeria. Paus Benediktus menyampaikan simpatinya kepada masyarakat Kristen dan mereka yang terimbas tindakan bodoh itu. (beritanya klik di sini)

Ulasan ku
Seorang tentara Nigeria berjalan di dekat mobil yang hancur
akibat ledakan bom di dekat gereja Katolik Santa Theresa
di Madalla, pinggiran ibukota Abuja (25/12)
(sumber voaindonesia.com, detail klikdi sini)
Seperti pada ulasan saya sebelumnya tentang peran media luar negri dalam pemberitaan (klik di sini), VOA (Voice Oof America- Suara Amerika) sebagai media pemberitaan yang memiliki jenis media berita yang beragam (chanel Televisi, Radio, Website, Youtube) serta dengan di bawakan dalam 53 bahasa di dunia termasuk dalam bahasa indonesia, di tambah lagi dengan umurnya yang sangat dewasa, yakni sejak berdirinya tahun 1942, sudah barang tentu VOA menyedot pengguna setianya untuk turut mengetahui berita tentang kekerasan di Nigeria ini. 

Dalam tulisan saya terdahulu itu, tentang peran media luar negri, dan tentang 'apa' yang ingin di capai dengan memberitakan peristiwa yang terjadi di wilayah/negara lain, hal ini pun yang menurut saya, menjadikan VOA masih terus memberitakannya. 

Lalu apa yang di kehendaki VOA dan media lainnya dengan pemberitaan terhadap Nigera dan beberapa kekerasan dan ketidakadilan di negara lain, bagi penggunanya ?

Yah, Media Voa dan juga media lain mengehendaki agar pembacanya senantisa jadi alat pengontrol dalam pemberitaan Nigeria ini. Dan juga dari pemberitaan ini dapat mengalir bantuan kemanusian. Tidak hanya bahan makanan, obat-obatan, tetapi juga bantuan kemanusian yang bersifat mediator atau faslitator yang akan mendamaikan konflik yang terjadi di Nigeria ini. Tak perlu menunggu mediator dari PBB, bisa saja ada mediator yang tergerak hatinya begitu membaca berita tersebut. 

Semoga fungsi media yang juga membawa pesan kemanusiaan dari para pemimpin negara dan pemimpin agama pada warga negara Nigeria ini, setidaknya dapat meredam konflik, hingga tak lagi menjadian warga sipil sebagi korbannya. 

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar